4 Langkah Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas berdasarkan kebutuhan belajar siswa (minat belajar, profil belajar, dan kesiapan belajar). Tujuan dari pembelajaran ini adalah hasil belajar yang maksimal pada siswa. 

Guru tidak bisa berharap setiap siswa mampu melakukan aktivitas yang sama, kecepatan belajar yang sama, dan mengerjakan soal yang sama. Beberapa siswa merasa bosan karena pembelajaran kurang menantang dan yang lain merasa frustasi karena pembelajaran terlalu menantang.

Ciri-ciri dari pembelajaran berdifirensiasi yang tampak jelas adalah adanya asesmen untuk melihat kebutuhan belajar siswa, pembelajaran menyesuaikan dengan keragaman kebutuhan belajar siswa, dan berorientasi pada siswa.

Baca juga : 6 Literasi Dasar Abad-21 yang Perlu Dimiliki Anak


Kasus yang terjadi tanpa adanya diferensiasi adalah sebagai berikut. Dina mampu memahami materi selama 10 menit, Beni 15 menit, dan Carli 20 menit. Guru hanya memberikan waktu belajar 12 menit dan langsung menyimpulkan bahwa Beni dan Carli kurang pintar. Guru juga menuntut Beni dan Carli menguasai materi matematika secepat Dina dan mengabaikan potensinya.

4 langkah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
Tugas kelompok 5 PPG Prajabatan 2024

Berikut 4 langkah dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi

A. SUARA SISWA

Guru dapat mengumpulkan informasi sebagai suara siswa melalui asesemen (formatif, sumatif, atau diagnostik) untuk mengetahui kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa.

1. KESIAPAN BELAJAR

Guru juga dapat menggunakan pra-asesmen, exit card, checklist, brainstorming, atau mind mapping. Asesmen ini untuk mengukur kesiapan belajar siswa dengan mempertimbangkan pengetahuan sebelumnya, pengalaman sebelumnya, keterampilan yang dimiliki saat ini, dan kebiasaan kerja. 

Siswa yang pemahamannya masih dasar, sederhana, konkret, terstruktur, bergantung, dan lambat memerlukan perlakuan yang berbeda dengan siswa yang transformatif, kompleks, abstrak, mandiri, dan cepat. 

Siswa yang belum paham atau lambat paham memerlukan scaffolding yang lebih banyak dan latihan soal mendasar.

2. MINAT BELAJAR

Guru perlu memerhatikan minat belajar siswa untuk menjaga motivasi belajar siswa tetap tinggi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah menghubungkan minat siswa dengan topik pembejaran, demonstrasi, atau mengajukan pertanyaa. Siswa yang minat dalam lagu daat diberikan tugas membuat lagu sesuai topik pembelajaran. 

3. PROFIL BELAJAR

Profil belajar adalah cara tertentu yang digunakan siswa (preferensi) belajar. Siswa juga disarankan untuk dibuat berbeda dari konteks ke konteks agar mereka tidak dilabeli oleh preferensi belajar tertentu. Preferensi belajar dapat berupa preferensi modalitas belajar atau cara dia memperoleh dan memproses informasi (auditori, visual, dan kinestetik) dan kecerdasan majemuk (verbal linguistik, interpersonal, intrapersonal, musikal, kinestetik, logis matematik, spasial visual, dan naturalis)

B. PERSIAPAN

Berdasarkan infromasi yang telah didapatkan, guru akan menyiapkan lingkungan belajar, instruksi, asesmen dan evaluasi yang berbeda-beda untuk siswa berdasarkan kebutuhan belajarnya. Contohnya adalah kelompok satu untuk siswa yang masih mulai berkembang pehamannya akan mendapatkan soal lebih sedikit dengan tingkat kesukaran yang rendah, kelompok dua adalah siswa yang sudah mulai berkembang pemahamannya akan mendapatkan soal dengan kesukaran yang sedang, dan kelompok tiga adalah siswa yang telah mahir akan mendapatkan soal pengayaan atau soal dengan kesukaran yang lebih tinggi.

C. KETERAMPILAN

Guru akan memberikan berbagai macam tugas keterampilan (repertoar) yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Contohnya siswa yang memiliki gaya belajar visual akan diberi tugas membuat mind mapping, sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditori diberi tugas diskusi tanya jawab dengan teman sebaya.

D. PENYESUAIAN

Kebutuhan dan kekuatan siswa yang tidak diketahui selama asesmen dapat diantisipasi dengan penyesuaian rencana. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan secara fleksibel dengan menyediakan berbagai pendekatan , seperti mengelompokkan siswa berdasarkan kesiapan belajar atau minat belajar.


Contoh penerapan langkah di atas adalah siswa diberikan pra asesmen berupa soal atau tanya jawab singkat tentang konsep perkalian. Guru akan melihat kesiapan siswa terkait materi tersebut. Guru menyiapkan lembar kerja dengan tahap-tahap mengerjakan soal perkalian bersusun dengan gambar dan garis. Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan materi yang akan diajarkan. Guru memberikan tugas atau keterampilan yang berbeda-beda berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Dalam pembelajaran, guru melakukan penyesuaian tentang bahasa, gaya, dan penguatan yang perlu diberikan saat proses pembelajaran.


Itulah 4 langkah penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang dapat anda jadikan pertimbangan dalam memulai pembelajaran di kelas.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel