8 Tips Tenang & Sabar dalam Parenting Anak
Salah satu tantangan parenting adalah kondisi emosional dari orang tua. Apa yang harus orang tua lakukan saat ingin berteriak? Bagaimana respon orang tua saat anak melakukan atau mengatakan hal yang tidak sesuai keinginan kita? Sebenarnya, semua orang tua kadang meneriaki anak mereka, bahkan orang tua yang paling lembut. Hal ini dapat dipicu oleh hidup yang membebani atau lainnya. Berikut 5 tips untuk menjadi lebih tenang yang mungkin dapat membantu para orang tua dalam mengasuh (parenting) anak mereka.
Memperhatikan Asupan dalam Tubuh
Tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang masuk ke dalam tubuh kita dapat mempengaruhi perilaku kita. Anda boleh mengasumsikannya sebagai makanan, minuman, nutrisi, atau obat. Secara tidak langsung, penanganan ini dilakukan secara profilaksis. Makanan dan minuman yang sehat, terkontrol (tidak berlebihan), nutrisi yang seimbang, dan minum obat sesuai anjuran dokter adalah hal yang disarankan.
Perlambat Pernapasan
Pejamkan mata anda dan tarik napas dalam-dalam melalui hidung dengan hitungan satu sampai tujuh. Kemudian, hembuskan lagi melalui hidung dengan hitungan delapan sampai sebelas. Kita dapat mengulanginya juga dengan menutup lubang hidung kanan dan tarik napas melalui lubang hidung kiri. Lalu, hembuskan dengan lubang hidung kanan dan tutup lubang hidung kiri.
Mengimajinasikan Termostat Suhu
Saat anda sedang marah, bayangkan termostat suhu yang dalam keadaan tinggi. Kita dapat mengimajinasian sebuah tombol untuk menurunkan termostat tersebut. Buat tubuh anda turut merespon imajinasi tersebut.
Melakukan Hal Spontan
Kita alirkan emosi anda melalui tindakan spontan yang anda lakukan, seperti bernyanyi, menari, melompat, menghembuskan napas lewat mulut sambil memainkan bibir, atau meremat bola stress. Emosi yang tinggi dan tidak terbendung, sebaiknya keluar dengan cara yang sebaik mungkin.
Meninggalkan Ruangan
Orang tua dapat keluar sebentar dan membuat jarak dengan anak. Cara ini menunjukkan bahwa kita menghormati anak. Kita mencegah keluarnya perkataan atau perlakuan yang keterlaluan. Namun, kita juga perlu memberi tahu anak bahwa kita akan langsung kembali saat kita tenang. Misalnya"Nak, kita akan bicara lagi nanti setelah mama selesai".
Photo by Avi Waxman on Unsplash |
Pecah dan Perbaiki
Saat emosi atau teriakan itu sudah terlanjur keluar, jalan satu-satunya adalah meminta maaf dan berbaikan. Menormalisasi bahwa anak-lah yang selalu meminta maaf dan menganggapnya sebagai satu-satunya masalah bukanlah hal yang benar. Kita sebagai orang dewasa juga bisa hilang kendali (ketenangan). Meminta maaf menunjukkan bahwa kita merasa perasaan anak kita itu berharga. Orang tua yang marah/ membentak/ berteriak dan membiarkan luka anak begitu saja tanpa meminta maaf akan berbeda dengan orang tua yang meminta maaf.
Mencukupi Kebutuhan Emosional dan Fisik
Saat kebutuhan emosional dan fisik kita tercukupi, kita akan cenderung lebih damai, tenang, dan sabar. Jika kita sedang tegang, sibuk, dan kurang istirahat, maka kita akan cenderung membentak-bentak. Merawat diri sama pentingnya dengan makan atau bernapas. Itu bukanlah suatu hal yan mewah. Orang tua yang memahami kebutuhan ini adalah orang tua yang lebih baik. Bagaimana kita merawat sedangkan kita perlu untuk dirawat? Atau sekedar meluangkan waktu untuk melakukan hobi.
Tidak Larut dalam Kesedihan
Kita sudah mencari kesempatan untuk merawat diri sendiri/ sudah mendapatkannya, tetapi tetap merasa gagal. Tolong, jangan larut dan kecewa. Kita hanya akan semakin terpuruk dan merasa bersalah. Ingat! Kebaikan diri adalah sesuatu yang hadir dalam pikiran dan hati kita bukan di tempat perawatan. Kita dapat mengingat lagi perjalanan dan juga hal baik yang telah kita lakukan selama ini. Apresiasi hal tersebut dengan baik.
Baca juga:
- 7 Perlakuan yang Menerapkan Gentle Parenting (Pola Asuh Lembut)
- Bukan Mengeja! Inilah Kegiatan Literasi untuk Anak 2 - 4 Tahun
- Kapan & Bagaimana Sleep Training Anak
Kesimpulan
Itulah 8 tips tenang dalam parenting anak yang kuncinya adalah tidak ada orang tua yang sempurna. Kita memiliki berbagai pemicu untuk bersikap buruk, namun berbaikan, meminta maaf, mengapresiasi diri sendiri, dan menyalurkan emosi dengan baik adalah hal yang perlu dilakukan. Ingat! kebaikan diri adalah sesuatu yang hadir dalam pikiran dan hati kita. Stay positive and healthy!