5 Fakta & Penjelasan Mudah Konsep Fisika tentang Aurora pada Bab Medan Magnet
Matt Houghton on Unsplash |
Siapa yang sudah atau ingin sekali lihat fenomena Aurora? Aurora adalah salah satu fenomena alam berupa semburat cahaya berwarna yang bergerak-gerak di atas langit kutub utara atau selatan. Secara fisika, aurora terbentuk akibat tumbukan antar muatan yang bergerak dalam medan magnet. Berikut 5 fakta dan penjelasan mudah konsep fisika terkait aurora pada bab medan magnet.
ANALISIS FISIKA TERKAIT TERJADINYA AURORA
Masih ingat materi fisika “medan
magnet”? Salah satu bagian yang dibahas adalah muatan yang bergerak dalam medan
magnet homogen (seragam). Bagaimana jika ia tidak homogen? Misal, medan magnet begitu
kuat di ujung satu, melemah di bagian tengah, dan menguat lagi di ujung yang
lain.
Nah, mari kita mulai analisa
fisika terbentuknya Aurora!
Bumi menerima partikel
bermuatan dari matahari, bintang, atau benda angkasa. Maksud partikel bermuatan
adalah elektron dan proton. Kita sebut saja mereka sebagai sinar kosmik.
Semestinya, sinar kosmik tidak bisa mendekati atomosfer bumi karena
terpental akibat adanya medan magnet bumi.
Namun, sinar kosmik tetap
ada yang terperangkap dalam lapisan atmosfer sehingga membentuk sabuk radiasi
Van Allen. Partikel bermuatan ini bergerak terhadap medan magnet bumi, dimana
medan magnet bumi sangat kuat di wilayah kutub utara dan selatan, dan lemah di
bagian tengah (khatulistiwa).
Partikel bermuatan yang
bergerak dengan kecepatan (v) dalam medan magnet tidak homogen (B) tetap akan
memunculkan gaya magnet (FB), tetapi geraknya menjadi spiral. Uniknya,
gerak tersebut bolak-balik sesuai konfigurasi “botol magnetik”.
Berdasarkan gambar 1.1., kita dapat membedakan gerak partikel bermuatan dalam medan homogen dan tidak homogen. Semakin kuat medan magnetnya, maka gerak spiralnya akan semakin mengecil. Itulah yang terjadi di wilayah kutub utara dan selatan.
Gambar 1.1.b. Gerak Partikel dalam Medan Magnet Tidak Homogen dan Kecepatan v Membentuk Sudut Kurang dari 90, Konsep Terbentuknya Aurora
-klik gambar untuk melihat lebih baik-
Tonton juga : Gerak Spiral (Heliks) Partikel Bermuatan pada Medan Magnet Tidak Homogen
Medan magnet di wilayah
tersebut sangat kuat sehingga gerak spiral partikel mengecil jari-jari
perputarannya. Kericuhan terjadi dan tumbukkan antar partikel bermuatan tidak
dapat dihindari. Tumbukkan antar partikel ini menyebabkan munculnya pancaran
cahaya berwarna tertentu yang kita sebut “aurora”.
WARNA AURORA
Warna aurora bergantung
pada partikel yang mendominasi tumbukan. Jika partikel itu berasal dari atom
oksigen, maka warna aurora menjadi hijau-kemerahan. Jika itu nitrogen, maka
menjadi jingga-kemerahan. Kadang kala, aurora juga dapat berwarna biru-keunguan.
AURORA BOREALIS DAN AURORA AUSTRALIS
Aurora yang dimiliki
langit utara disebut Aurora Borealis (Northern Lights) dan aurora yang
dimiliki langit selatan disebut Aurora Australis (Southern Lights).
Istilah “aurora” diambil
dari nama salah satu Dewi Kepercayaan Romawi, sedangkan istilah “borealis”
berasal dari “boreas”, yang berarti angin utara dalam bahasa Yunani.
Terangnya cahaya aurora
yang terpancar, bergantung terhadap aktivitas bintang, matahari, dan benda
angkasa, dimana semakin banyak partikel terperangkap, maka akan semakin banyak
tumbukkan.
MEREDUPNYA AURORA
Sesaat setelah tumbukan
yang terjadi lebih banyak, konfigurasi perangkap “botol magnetik” akan bocor
akibat terlalu banyak partikel bermuatan yang masuk. Hal ini tentu menyebabkan
cahaya meredup.
WAKTU MELIHAT AURORA
Aurora dapat terjadi
sepanjang waktu, tetapi siang hari bukan waktu yang tepat. Cahaya aurora akan
kalah dengan sinar matahari. Aurora akan sangat jelas terlihat ketika langit
sangat gelap.
Jika merujuk ke utara
sebagai tempat kita melihat Aurora, maka Eropa memiliki beberapa musim. Tentu,
bulan paling tepat adalah bulan dengan musim yang memiliki aktivitas matahari lebih intens, seperti musim panas.
LETAK AURORA
Aurora hanya dapat dilihat
di langit bagian bumi yang memiliki garis lintang yang rendah. Kita tidak akan
menemukan aurora di langit Indonesia. Hal ini terjadi karena medan magnet di
wilayah khatulistiwa lemah dan gerak spiral partikel sedang berada pada
jari-jari yang besar.
Jika ke wilayah utara,
maka kita dapat pergi ke wilayah Norwegia, Swedia, Islandia, atau Finlandia.
Jika ke wilayah selatan, maka Selandia Baru, Argentina, Antartika, atau
Tasmania. Tentu, aurora utara (Eropa) lebih terkenal karena track
perjalanan lebih mudah.
KESIMPULAN
Analisa terjadinya aurora
berdasarkan fisika adalah tumbukan antar partikel bermuatan di langit dengan
wilayah yang memiliki kuat medan magnet bumi yang tinggi. Warna, waktu, dan, tempat
melihat aurora dapat ditentukan secara akurat untuk mendapatkan view yang
sempurna. Aurora utara disebut Borealis dan aurora selatan disebut Australis.
Itulah