Cara Kerja Roket & Analisis Persamaannya dalam Fisika ǀ Jenis Roket, Kekekalan Momentum, & Gaya Dorong
Wednesday, May 13, 2020
Roket
adalah pesawat luar angkasa yang diluncur dengan misi tertentu. Variasi muatan
roket juga bergantung pada misi tersebut. Muatan roket dapat berisi kargo,
peluru kendali, satelit, atau manusia (astronot).
Roket
yang meluncur untuk membawa satelit biasanya dikendalikan secara otomatis tanpa
awak. Kali ini, kita akan membahas cara
kerja roket dan analisis persamaannya dalam fisika.
Berikut
gambar roket yang membawa astronot ke luar angkasa. Bagian roket yang diberi
nomor satu adalah tempat kendali astronot. Sedangkan, bagian roket yang diberi
nomor dua dan tiga adalah bahan bakar roket. Apakah roket bagian satu tidak membawa
bahan bakar? Tentu, ia juga membawa bahan bakar.
Gambar 1.1. Bagian Roket dan Persamaan Hukum Kekekalan Momentum Roket - klik gambar untuk melihat lebih baik - |
Roket bagian
dua adalah pendorong roket (rocket boosters). Ia akan jatuh terlebih
dahulu ketika bahan bakar di dalamnya telah habis. Posisi jatuhnya akan
diperkirakan berada dilaut sehingga tidak membahayakan.
Kemudian,
roket bagian tiga adalah tangki
eksternal (external tank) . Ia
akan jatuh kemudian ketika bahan bakar di dalamnya telah habis juga. Bagian dua
dan tiga akan jatuh sebelum roket benar-benar keluar atmosfer.
Lihat Video : Jenis Roket dan Cara Kerja Roket Sederhana
Lihat Video : Jenis Roket dan Cara Kerja Roket Sederhana
PROPULSI ROKET
Pada
kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan gaya gesek untuk bergerak (merubah
posisi). Bayangkan kita berjalan maju di atas lantai yang licin. Kita hanya
akan diam ditempat, bukan? Hal ini terjadi karena gaya gesek memberikan gaya
reaksi yang sama besar dengan arah yang berlawanan sehingga kita dapat bergerak
maju.
Sekarang,
kita akan variasi sedikit gaya aksi-reaksi ini. Bayangkan seseorang berdiri di
atas perahu yang mengapung di atas danau. Ia membawa pistol ditangannya. Saat
pistol ditembakkan ke depan, perahu dan penembak terdorong ke belakang. Perahu
bergerak mundur dan berpindah posisi.
Hal ini
terjadi karena gaya aksi pistol yang diberikan pada peluru mengakibatkan gaya
rekasi. Gaya reaksi peluru diberikan pada pistol yang terhubungan dengan
penembak dan perahu.
Jika
kita hubungkan gaya aksi reasi ini dengan momentum maka momentum awal harus
sama dengan momentum akhir. Peluru yang diam dipistol diberi momentum sehingga
ia bergerak dengan kecepatan tertentu.
Nilai
momentum ini kekal sehingga momentum akan keluar dengan arah yang berlawanan
dengan peluru. Hal ini mengakibatkan penembak dan perahu terdorong ke belakang.
Dengan konsep yang sama, roket bergerak di udara, baik di atmosfer atau luar angkasa
yang hampa. Gas bahan bakar diberi momentum sehingga ia keluar dengan kecepatan
tertentu. Hal ini mengakibatkan momentum keluar dengan arah yang berlawanan
sehingga mendorong badan roket.
ANALISIS PERSAMAAN ROKET
Mula-mula,
massa roket masih cukup besar walau bahan bakarnya sudah keluar sedikit untuk
membuatnya bergerak dari keadaan diam. Massa roket besar karena terdiri dari
kerangka roket dan bahan bakar yang cukup banyak. Gas bahan bakar keluar terus
seiring kecepatan roket (v) yang terus meningkat hingga konstan.
Saat
kecepatan roket semakin bertambah (Δv), massa roket-pun berkurang karena gas
bahan bakar keluar dan digantikan dengan perubahan kecepatan (bertambah) yang
diperoleh roket.
Gas
bahan bakar yang semula merupakan bagian massa roket berpisah dengannya karena
dikeluarkan untuk menggerakkan roket. Massa bahan bakar (Δm) yang keluar ini
juga bergerak dengan kecepatan tertentu (ve). Arah kecepatan massa bahan bakar
yang keluar sendiri berlawanan dengan kecepatan roket (v-ve).
Kecepatan
keluarnya bahan bakar ini disebut dengan laju
keluaran (exhaust). Semakin besar
laju keluaran (kecepatan keluar bahan bakar) maka akan semakin laju roketnya (kecepatan
roket) v=ve.
Kita
dapat memperhatikan beberapa hal dalam analisis roket di atas bahwa perhitungan
dilakukan dengan kerangka acuan relatif
terhadap bumi yang stasioner.
Momentum
sistem adalah kekal tetapi energi kinetiknya tidak. Energi kinetik roket
meningkat, sehingga nilai e bisa lebih dari satu atau kebalikan dari lenting tidak sempurna.
KETERANGAN PERSAMAAN
Persamaan satu menunjukkan bahwa hukum kekekalan momentum roket sebelum dan
sesudah bahan bakarnya banyak berkurang karena merubah kecepatan roket.
Persamaan dua menunjukkan bahwa semakin besar laju keluaran bahan bakar, semakin
laju pula kecepatan roketnya.
Persamaan tiga menunjukkan bahwa pengamat relatif terhadap bumi hendak
mengukur besaran roket sesaat pada waktu tertentu. Dalam mengukur sesaat, selang waktu akan tetap muncul walaupun
sangat kecil atau mendekati nol.
Persamaan empat menunjukkan bahwa persamaan integral sebelumnya dapat
menghasilkan persamaan baru seperti yang ditunjukkan pada persamaan empat.
Persamaan lima menunjukkan bahwa gaya dorong atau daya dorong akan bertambah
ketika laju keluaran (bahan bakar) bertambah dan laju perubahan massa bahan
bakar yang keluar juga bertambah. Daya dorong
yang dimaksud sendiri adalah gaya yang bekerja pada roket akibat gas yang
keluar atau sederhananya adalah gaya
reaksi.
Baca juga : Pusat Massa Beberapa Partikel (Benda) & Satu Partikel (Benda) ǀ Pengertian, Penurunan Persamaan, & Contoh Kasus
Cara kerja roket dapat dijelaskan dengan konsep tumbukan dengan koefisien restitusi lebih dari satu karena ia menggunakan bahan bakar, dimana kelajuan roket akan berbanding lurus dengan kelajuan keluarnya bahan bakar. Jenis roket sendiri bermacam-macam teragantung misi dari roket tersebut
Baca juga : Pusat Massa Beberapa Partikel (Benda) & Satu Partikel (Benda) ǀ Pengertian, Penurunan Persamaan, & Contoh Kasus
Cara kerja roket dapat dijelaskan dengan konsep tumbukan dengan koefisien restitusi lebih dari satu karena ia menggunakan bahan bakar, dimana kelajuan roket akan berbanding lurus dengan kelajuan keluarnya bahan bakar. Jenis roket sendiri bermacam-macam teragantung misi dari roket tersebut