Kenapa Energi Kinetik Berubah Tetapi Momentum Kekal? Hubungan Momentum & Energi Kinetik, Boneka & Bola Pantul Lenting Sebagian
Tuesday, April 28, 2020
Kenapa energi kinetik pada tumbukan berubah (berkurang atau bertambah), sedangkan momentum-nya tetap kekal? Kita akan membahas hubungan antara keduanya dengan beberapa contoh fenomena di sekitar kita. Salah satunya adalah bola pantul atau boneka yang terjatuh.
Sebuah bola besi bermassa 1 kg melesat dengan kelajuan 30 m/s. Momentum bola besi tersebut adalah 30 kg.m/s. Sebuah batu besar bermassa 20 kg melesat dengan kelajuan 1,5 m/s. Momentum batu besar adalah 30 kg.m/s. Keduanya memiliki momentum yang sama besar tetapi bola besi lebih kuat melukai daripada batu besar bila bertumbukan.
Sebuah bola besi bermassa 1 kg melesat dengan kelajuan 30 m/s. Momentum bola besi tersebut adalah 30 kg.m/s. Sebuah batu besar bermassa 20 kg melesat dengan kelajuan 1,5 m/s. Momentum batu besar adalah 30 kg.m/s. Keduanya memiliki momentum yang sama besar tetapi bola besi lebih kuat melukai daripada batu besar bila bertumbukan.
Mengapa
kecepatan mempengaruhi tingkat kekuatan benda bukan malah besar momentumnya?
Hal ini terjadi karena energi kinetik yang dimiliki berbeda. Bola besi memiliki
energi kinetik sebesar 450 J sedangkan batu besar 22,5 J. Kita dapat melihat
betapa berbedanya bersamaan momentum (m.v) dan energi kinetik (1/2 m.v2).
Secara
matematis, energi kinetik adalah hasil integral dari momentum. Perubahan
momentum bergantung pada perubahan kecepatannya sedangkan energi kinetik
bergantung pada perubahan kuadrat kecepatannya. Jika kelajuan bola besi dirubah
menjadi 35 m/s maka momentumnya menjadi 35 kg.m/s dan energi kinetiknya 612,5
J.
Pada
waktu dua permukaan saling bertumbukan atau bergerak, momentum benda konstan dan energi totalnya juga konstan. Energi dapat muncul dalam bentuk
energi kinetik, energi potensial, energi internal, atau energi bunyi. Jika
energi yang terpecah-pecah ini dijumlahkan maka jumlahnya akan tetap. Begitupula
momentum.
ANALISIS KASUS
Saat
sebuah boneka jatuh ke lantai, ia akan terpental sedikit. Sebelum menyentuh
lantai, boneka memiliki kelajuan berarti ada momentum. Boneka dipaksa berhenti
atau meng-nol-kan momentumnya dalam waktu singkat. Hal ini akan dikonfersikan
menjadi gaya dengan selang waktu tertentu. Gaya ini bisa besar atau kecil
bergantung waktu sentuh tumbukan.
Anggap
saja waktu sentuhnya besar (boneka empuk sehingga memperlama sentuhan) sehingga
gaya impulsif yang muncul sangat kecil. Gaya impulsif ini menekan lantai.
Lantai memberikan gaya reaksi yang berlawanan. Tetapi saat saling bersentuhan,
gaya-gaya ini didistribusikan dalam sebuah luas permukaan sentuh sebesar bagian
bawah boneka yang terkena lantai.
Jika
kerapatan lantai sangat besar maka gaya ini akan kembali ke boneka. Pada
dasarnya material permukaan akan sedikit bergetar dalam tinjauan mikroskopik.
Boneka akan sedikit terpantul tetapi kelajuannya berkurang. Momentumnya tidak
akan sama ketika ia terjatuh. Hal ini terjadi karena perubahan-perubahan selama
tumbukan lantai tadi.
Kita
tetap akan mengatakan momentum ini kekal layaknya energi tadi. Jika ditinjau
dari segi energi. Energi boneka adalah konstan. Semakin boneka mendekati lantai,
kelajuannya maksimal dan ketinggiannya minimal. Energi potensialnya adalah nol
sedangkan energi kinetiknya maksimal.
Energi ini
(energi kinetik) yang dimiliki boneka ketika jatuh berubah menjadi energi
bunyi, energi internal (panas). Hal ini mengakibatkan energi yang kembali ke
boneka (energi kinetiknya) tidak seperti sebelumnya. Hal ini mengakibatkan
kelajuan boneka juga berkurang. Energi total tetap konstan (kekal) tetapi
energi kinetiknya berubah.
Kondisi
ini sama halnya seperti bola memantul. Momentum konstan (kekal) yang dimaksud
adalah momentum bola dan lantai. Kita akan melihat momentum berubah karena kita
hanya meninjau bola (boneka). Energi kinetik benda juga berkurang. Dan ia akan terus
berkurang jika ketinggiannya maksimum karena energi bola terkonfersi menjadi
jenis energi lain, yaitu potensial.
Pada
kasus ini, kita meninjau keadaan benda tepat sebelum menyentuhkan lantai dan
tepat setelah menyentuh lantai. Variabel akan makin kompleks jika kita
menangkap banyak adegan dalam kasus bola jatuh terpantul ini.
ANALOGI TRANSFER MOMENTUM
Analogi mudah
untuk membayangkan transfer momentum adalah dengan menggunakan tali. Tali
ringan disambungkan dengan tali bermassa besar. Tangan diposisikan memegang
tali ringan. Saat dihentakkan, pulsa (setengah gelombang) akan muncul.
Saat ia
sampai diperbatasan antara tali ringan dan berat, sebagian pulsa berbalik arah
dan sebagian lagi ada yang bergerak di tali bermassa besar. Ukuran pulsanya
juga berbeda. Pulsa di tali ringan lebih besar dibanding pulsa di tali bermassa
besar walau tidak sebesar sebelumnya. Hal ini terjadi karena pulsa telah terbagi
dua.
Energi kinetik sebenarnya tetap kekal tetapi dia berubah ke bentuk lain, seperti energi internal atau bunyi, sedangkan momentum sesudah atau sebelum tumbukan kekal dengan cara yang sama, ia berpindah sebagai impuls yang mengenai benda yang ia tumbuk. Kenapa tidak disebut semua tidak kekal saja? Energi kinetik benar-benar berubah menjadi energi jenis lain, sedangkan momentum tidak. Kita sebut energi dari sistem kekal tanpa diikuti kata "kinetik". Oleh karena itu, tumbukan boneka ataupun bola pantul sama-sama kekal energinya.
KESIMPULAN
Energi kinetik sebenarnya tetap kekal tetapi dia berubah ke bentuk lain, seperti energi internal atau bunyi, sedangkan momentum sesudah atau sebelum tumbukan kekal dengan cara yang sama, ia berpindah sebagai impuls yang mengenai benda yang ia tumbuk. Kenapa tidak disebut semua tidak kekal saja? Energi kinetik benar-benar berubah menjadi energi jenis lain, sedangkan momentum tidak. Kita sebut energi dari sistem kekal tanpa diikuti kata "kinetik". Oleh karena itu, tumbukan boneka ataupun bola pantul sama-sama kekal energinya.