Gaya Fiktif ǀ Pengertian, Contoh Kasus, Gaya Coriolis & Analisis Kasus
Sunday, March 1, 2020
Penerapan hukum Newton 1 dan 2 memiliki lingkup yang luas. Penerapannya dapat mengkolaborasikan antara gaya dan gerak, baik gerak melingkar atau gerak lurus. Salah satu contohnya adalah gaya fiktif. Berikut pengertian, contoh kasus, analisis dari gaya fiktif, dan hubungan gaya fiktif dengan gaya coriolis.
GAYA FIKTIF PADA KERANGKA YANG DIPERCEPAT (PERUBAHAN NILAI KECEPATAN)
Pengamat
A adalah penumpang bus. Ia mengamati sebuah bola bowling yang tergeletak di
lantai bus. Bus bergerak dengan kecepatan konstan yang mengakibatkan bola
bowling diam tidak bergerak. Tiba-tiba, bola bowling tersebut menggelinding ke
depan tanpa ada yang menyentuhnya. Beberapa saat kemudian ia menggelinding ke
arah belakang.
Hal ini
terjadi karena supir mengerem kendaraan bus kemudian ia berjalan kembali. Pada
kasus ini, pengamat A ditampilkan sebagai pengamat yang tidak tahu menahu
tentang percepatan (pengereman) yang terjadi. Ia hanya fokus pada bola bowling.
Pengamat
B adalah calon penumpang yang menunggu bus dari kejauhan. Ia diberi tahu bahwa
ada bola bowling di dalam bus itu. Saat ia memperhatikan bus, ia tahu bahwa ada
bola bowling di dalamnya. Menurutnya, bola bowling bergerak seperti gerak bus.
Kenyataannya, pengamat A mengatakan hal yang berbeda.
Mulanya,
pengamat A adalah pengamat inersia karena ia berada pada kerangka acuan yang
bergerak dengan kecepatan konstan (bus). Tetapi saat bus mulai mengalami
perlambatan dan percepatan, pengamat A berubah menjadi pengamat noninersia
karena ia berada pada kerangka acuan yang bergerak dengan dipercepat. Ia adalah
pengamat noninersia relatif terhadap bus.
Pengamat
B adalah pengamat inersia relatif terhadap bumi karena ia berada pada kerangka
acuan yang diam. Walaupun sebenarnya bumi bergerak tetapi ia bererak dengan
kecepatan konstan juga, bukan?
Pengamat
A melihat bola bowling bergerak sendiri tanpa disentuh saat pengamat B menganggap
bus berhenti. Kita sebut hal ini sebagai gaya fiktif. Gaya fiktif adalah gaya yang seolah-olah dimiliki oleh benda tanpa
perlu interaksi berdasarkan pengamat dalam kerangka acuan noninersia.
Padahal, gaya sebenarnya memerlukan interaksi antar benda.
GAYA FIKTIF PADA KERANGKA DIPERCEPAT (PERUBAHAN ARAH KECEPATAN)
CONTOH PERTAMA
Pada bab
sebelumnya, kita telah membahas bahwa percepatan bukan hanya melulu soal
perubahan nilai kecepatan tetapi bisa jadi perubahan arah kecepatan. Nilai
kecepatan bisa jadi tidak berubah tetapi arahnya berubah seperti pada kasus
gerak melingkar beraturan.
Saat
kita menaiki sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan. Kita akan
diam di tempat duduk. Mobil menikung kea rah kanan. Arah kecepatan berubah
mengikuti lintasan walaupun kelajuannya tetap. Badan seolah hendak terlempar ke
kiri jika saja pintu mobil terbuka.
Jika
pengamat A noninersia berada dalam mobil maka ia akan bertanya mengapa kalian
terpelanting ke arah kiri padahal tidak ada yang menyentuh kalian? Asumsikan
pengamat A tidak terpengaruh gaya fiktif dan tidak tahu bahwa mobil sedang
berbelok.
Badan
kita seolah ingin terus bergerak lurus. Tetapi kerangka mobil memaksa kita
untuk tetap ditempat. Jika gaya gesek badan kita dan jok mobil cukup besar maka
kita tidak akan sampai terlempar menumbuk pintu mobil.
Pengamat
B adalah pengamat inersia yang diam relatif terhadap bumi. Ia hanya menyaksikan
penumpang mobil bergerak bersamaan dalam mobil tanpa tahu bahwa mereka sempat
terpelanting. Gaya fiktif yang terjadi
karena perubahan arah kecepatan ini disebut dengan gaya sentrifugal.
CONTOH KEDUA
Dua
orang anak sedang bermain komedi putar. Anak A berada pada posisi yang
berlawanan dengan anak B. Sebuah bola dilempar oleh anak A pada anak B saat komedi
putar bergerak. Saat bola telah dilempar, komedi putar dihentikan. Si A yakin
ia telah melempar lurus ke arah B tetapi si B merasa si A membelokkan
lemparannya.
Pengamat
C (ibu A dan B) yang diam relatif terhadap bumi mengatakan bahwa si A melempar
bola lurus ke depan. Si D (ayah A dan B) menganalisis tentang gaya yang
diberikan si A. Gaya si A adalah gaya fiktif. Gaya semu ini terjadi karena prubahan posisi radial di benda terhadap
pusat rotasi. Gaya ini disebut gaya Coriolis.
Pengamat
A dan B adalah pengamat noninersia. Pengamat C dan D adalah pengamat inersia.
Baca juga : Hukum Newton 1 ǀ Kerangka Inersia, Cara Menentukan Kerangka Acuan Inersia, & Contohnya
Setelah membahas pengertian, contoh kasus, dan analisis kasus dari gaya fiktif (gaya coriolis), gaya fiktif sebenarnya tidak benar-benar fiktif. Hal ini terasa fiktif karena dibatasi oleh kerangka inersia atau sudut pandang pengamat yang hanya fokus pada kondisi tertentu.
Setelah membahas pengertian, contoh kasus, dan analisis kasus dari gaya fiktif (gaya coriolis), gaya fiktif sebenarnya tidak benar-benar fiktif. Hal ini terasa fiktif karena dibatasi oleh kerangka inersia atau sudut pandang pengamat yang hanya fokus pada kondisi tertentu.